Kritik Interpretatif
PENGERTIAN KRITIK INTERPRETATIF
Kritik Interpretif (Interpretive
Criticism) yang berarti adalah sebuah kritik yang menafsirkan namun tidak
menilai secara judgemental, Kritikus pada jenis ini dipandang sebagai pengamat
yang professional. Bentuk kritik cenderung subyektif dan bersifat mempengaruhi
pandangan orang lain agar sejalan dengan pandangan kritikus tersebut. Dalam
penyajiannya menampilkan sesuatu yang baru atau memandang sesuatu bangunan dari
sudut pandang lain.
3 metode kritik interpretatif :
A. Kritik Evokatif (Evocative) (Kritik yang membangkitkan rasa)
Menggugah pemahaman intelektual
atas makna yang dikandung pada suatu bangunan. Sehingga kritik ini tidak
mengungkap suatu objek itu benar atau salah melainkan pengungkapan pengalaman
perasaan akan ruang. Metode ini bisa disampaikan dalam bentuk naratif (tulisan)
dan fotografis (gambar).
B. Kritik Advokatif (Advocatory) (Kritik yang membela,
memposisikan diri seolah-olah kita adalah arsitek tersebut.)
Kritik dalam bentuk penghakiman
dan mencoba mengarahkan pada suatu topik yang dipandang perlu. Namun
bertentangan dalam hal itu kritikus juga membantu melihat manfaat yang telah
dihasilkan oleh arsitek sehingga dapat membalikkan dari objek bangunan yang
sangat menjemukan menjadi bangunan yang mempersona.
C. Kritik Impresionis (Imppressionis Criticism) (Kritik dipakai
sebagai alat untuk melahirkan karya seni baru).
Kritik ini menggunakan karya seni
atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya seninya.
Gedung Komunitas Salihara menggunakan gaya industrial kontemporer. Mengungkapkan kejujuran pada tiap sisi bangunan. Berada di lahan yang terbatas, bentuk bangunan yang hampir keseluruhannya tanpa sudut menciptakan keselarasan antar bangunan dengan bangunan sekitarnya. Efek kejujuran dari material yang sengaja di ekspos juga memberikan kesan ramah dan hangat bagi pengunjung yang merasakannya apabila berada di sekitar bangunan.
Bangunan terluar dekat dengan pintu masuk utama digunakan sebagai tempat komersil. Terdapat cafe dan penjualan karya-karya seni yang dapat dibeli oleh pengunjung. Material kaca memberikan suasana menyatu dengan alam sekitar, dimana banyak terdapat pohon-pohon meskipun berada di tengah padatnya penduduk dan jalan raya.
CONTOH KRITIK INTERPRETATIF – METODE EVOKATIF
GEDUNG KOMUNITAS SALIHARA
Komunitas Salihara adalah sebuah
pusat seni yang berkiprah sejak 08 Agustus 2008, dan pusat seni multidisiplin
swasta pertama di Indonesia. Berlokasi di atas sebidang tanah
seluas sekitar 3.800 m2 di Jalan Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta
Selatan, kompleks Komunitas Salihara terdiri atas empat unit bangunan utama:
Teater Salihara, Galeri Salihara, Anjung Salihara dan ruang perkantoran. Saat
ini, Teater blackbox Salihara adalah satu-satunya yang ada di
Indonesia. Sementara Sejak 2014 Kompleks Salihara diperluas dengan bangunan
baru: Anjung Salihara. Di dalamnya terdapat Studio Tari, Studio Musik, Wisma
Seni, Ruang Serbaguna dan Teater Anjung.
sumber: internet
Bangunan terluar dekat dengan pintu masuk utama digunakan sebagai tempat komersil. Terdapat cafe dan penjualan karya-karya seni yang dapat dibeli oleh pengunjung. Material kaca memberikan suasana menyatu dengan alam sekitar, dimana banyak terdapat pohon-pohon meskipun berada di tengah padatnya penduduk dan jalan raya.
Keunikan gedung juga di tonjolkan dengan karya para seniman yang membuat ornamen buatan tangan berupa gurita raksasa diatas gedung. Karya tersebut tidak abadi dan monoton itu-itu saja, namun di ganti-ganti sesuai dengan acara tertentu.
Diatas bangunan terdapat rongga untuk ventilasi udara sehingga pengunjung di dalam akan tetap merasakan kesejukan meski ac tidak di nyalakan. Selain itu atap yang berbentuk sirip dengan kemiringan tertentu dapat menjadi salah satu hal untuk mengalirkan air ke salurannya yang berasal dari hujan.
Bangunan yang ramah lingkungan dan menyatu dengan alam sekitar. Dengan membiarkan tumbuhan tumbuh secara bebas di sekitar bangunan memberikan suasana asri dan sejuk meski pada siang hari.
Terdapat ruang untuk berkumpul dan berdiskusi dibagian barat bangunan. Terasa sejuk dan nyaman meskipun berada di luar ruangan. Penggunaan material kayu pada lantai dan furnitur nya menyatu dengan bangunan yang materialnya terekspos semen. Disamping tempat duduk terdapat kolam buatan yang semakin membuat pengunjung yang duduk disana merasakan nyaman dan tenang.
Akhir kata, Gedung Galeri Salihara merupakan tempat yang sangat nyaman untuk di kunjungi. Selain bentuk arsitekturnya yang jujur dan fungsional, banyak area-area yang asyik untuk di datangi hanya sekedar berdiskusi maupun hunting foto.
Komentar
Posting Komentar