Analogi dalam Arsitektur
1. Analogi Biologis
"Bangunan adalah suatu proses biologis, bangunan
bukan suatu proses estetika". Teori Arsitektur yang berdasarkan analogi
biologis ada 2 bentuk :
a. Bersifat umum. Terpusat pada hubungan antara
bagian-bagian bangunan atau antara bangunan dengan penempatannya/penataannya. F.L. Wright ---> Arsitektur Organis.
b. Lebih bersifat khusus. Terpusat pada pertumbuhan
proses-proses dan kemampuan gerakan yang berhubungan dengan organisme. Disebut
arsitektur biomorfik.
Arsitektur organik FL Wright mempunyai 4 karakter
sifat
a. Berkembang dari dalam ke luar, harmonis terhadap
sekitarnya
dan tidak dapat dipakai begitu saja.
b, Pembangunan konstruksinya timbul sesuai dengan
bahan-bahan alami,
apa adanya
(kayu sebagai kayu, batu sebagai batu, dll).
c. Elemen-elemen bangunannya bersifat terpusat
(integral).
d. Mencerminkan waktu, massa, tempat dan tujuan.
Secara asli dalam arsitektur istilah organik berarti
sebagian untuk keseluruhan - keseluruhan untuk sebagian. Arsitektur Biomorfik kurang
terfokus terhadap hubungan antara bangunan dan lingkungan dari pada terhadap
proses-proses dinamik yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perubahan organisme.
Biomorfik arsitektur berkemampuan untuk berkembang dan tumbuh melalui :
perluasan, penggandaan, pemisahan, regenerasi dan perbanyakan.
Contoh : kota yang dapat dimakan (Rudolf Doernach), struktur
pnemuatik yang bersel banyak (Fisher, Conolly, Neumark, dll).
Rumah
Fallingwater adalah mahakarya Wright karena menampilkan kedinamisannya dan
keterkaitan desainnya dengan alam disekitarnya. Rumah Fallingwater digambarkan
dengan istilah tour de force dari tangan Wright.[22] Ketertarikan Wright akan
arsitektur Jepang dengan kuat tergambarkan pada desain rumah Fallingwater,
khususnya pada penggabungan antara elemen eksterior dan interior dan penekanan
yang kuat pada keharmonisan antara manusia dan alam. Arsitektur
organik dari rumah ini dihadirkan untuk memberi suasana relaksasi alam bagi
penghuni. Rumah ini terkenal akan hubungannya yang erat terhadap lingkungan.
Rumah ini dibangun tepat di atas sebuah air terjun yang mengalir lewat bawah
rumah ini.
2. Analogi Dramaturgi
Menurut
James. C Snyder dan Anthony J. Catanese analogi dramaturgi adalah
kegiatan-kegiatan manusia sering dinyatakan sebagai teater (“seluruh dunia
adalah panggung‟), dan karena itu lingkungan buatan dapat dianggap sebagai
pentas panggung. Manusia memerankan peranan, dan demikian pula bangunan-
bangunan merupakan rona panggung dan perlengkapan yang menunjang pagelaran
panggung. Analogi dramaturgi menggunakan dua cara dari titik pandang para aktor
dan dari titik pandang dramawan. Dalam hal pertama, arsitek memperhatikan
alat-alat perlengkapan dan rona-rona yang diperikan untuk memainkan suatu
peranan tertentu. Penggunaan analogi dramaturgi lain adalah titik pandang
dramawan. Dalam hal ini pandangan sang arsitek terutama tidak banyak pada
kebutuhan tokoh-tokoh untuk muncul secara khusus atau dapat dihilangkan dari
peranan seperti pada pengerahan gerak. Pemanfaatan analogi dramaturgi ini
membuat sang arsitek bertindak hampir seperti dalang. Sang arsitek mengatur
aksi seraya menunjangnya.
Disney
Concert Hall, Los Angeles,
Arsitek:
Frank Gehry
Disney
Concert hall, Los Angeles,
California
karya Frank Gehry ini merupakan salah satu dari Los Angeles Music Center. Pada
bangunan Disney Concert Hall, komposisi fasade dengan permainan garis.
Dikaitkan
dengan analogi dramaturgi, bentukan bangunan secara keseluruhan yang
melengkung, bergaris dan berulang ini merupakan penggambaran
karakter
bangunan ini, sehingga membuat bangunan ini bebeda dengan bangunan yang lain.
Dengan komposisi fasade seperti ini bangunan dapat menarik perhatian publik.
Seperti halnya teater absurdisme yang bersifat absurd dan sukar untuk di
mengerti, membuat bingung dan tercengang. Hal itu pula yang di terapkan dalam
bangunan.
3. Analogi Linguistik
Dalam
analogy linguistic ada 3 cara untuk menafsirkan dan memahami suatu bangunan,
yaitu:
a.
Model tata bahasa, arsitektur di anggap sebagai kata-kata yang ditata menurut
aturan.
b.
Model expressionis, bangunan di jadikan wahana arsitek untuk mengungkapkan
sikap sang arsitek.
c.
Model semiotic, suatu bangunan merupakan suatu tanda penyampaian informasi
mengenai apakah ia sebenarnya dan apa yang ia lakukan.
Pada bangunan
Villa Savoye ini menggunakan analogy linguistic yaitu model expressionis. Si
arsitek ingin mengungkapkan sikapnya yang visioner yang melihat ke depan yang
cenderung lebih berani mengeksploitasi materil-material dan bentuk-bentuk baru.
Villa Savoye ini terlihat seperti melayang karena penonjolan pada lantai 2 yang
keluar dan hanya di topang oleh tiang-tiang kecil yang terlihat samar. Bangunan
ini akan terlihat berbeda apabila di lihat dari berbagai sisi.
SUMBER:
Trisjanti, Lucia Ina. PENGGUNAAN ANALOGI SEBAGAI METODA RANCANG ARSITEKTUR. Universitas Sumatera Utara.
http://id.wikipedia.org/wiki/Analogi
http://ffredo.wordpress.com/2010/10/26/analogi-yang-digunakan-dalam-teoriarsitektur/,
Komentar
Posting Komentar